25 April 2009, tidak terasa udah mau SPMB lagi. Kebersamaan yang telah dibangun selama hampir setahun di sebuah kelas yang bisa dibilang kurang nyaman (gimana mau nyaman,kursi aja masih kayu, AC sering rusak, kadang-kadang ribut kaya di kapal ajah) di lantai paling atas di fakultas "sejuta umat", bakalan terancam keberlangsungannya.
Kelas yang kurang nyaman terasa lebih indah karena kebersamaan di dalamnya, tapi beberapa orang yang telah membangun kebersamaan itu mengaku akan mengikuti SPMB lagi. Ada juga sih yang gak mau ngaku tapi dari gerak-geriknya aja udah ketahuan kalo dia mau SPMB lagi. Wah, gimana jadinya nanti ya? Dari pengakuan mereka, katanya gak cocok kuliah di keperawatan, jiwanya bukan di keperawatan, ini lah, itu lah... Hai teman-teman !!! Emang gak bosan jadi MABA ya?? Gak bosan ikut pengkaderan apa??
Ya, gak bisa dipaksa juga sih, karena saya juga merasakan hal yang sama dengan mereka. "Tidak cocok kuliah di keperawatan". Itulah yang selalu diteriakkan oleh hati nuraniku selama hampir setahun belakangan ini. Tapi, saya tidak sama dengan teman-teman yang lain, walaupun saya masih dalam tahap "denial", saya tidak mau SPMB lagi. Biarlah tahap "acceptance"Q datang dengan sendirinya.
Buat teman-teman yang ada niat SPMB ulang, mungkin bisa diingat-ingat kembali bagaimana perjuangan kita mulai dari ambil formulir, ngantri ngembaliin formulir, ikut tes, susahnya jawab soal, dagdigdugnya nunggu pengumuman, ngedaftar ulang, ikut PMB, BSS dan serangkaian jalur pengkaderan, khususnya waktu Venus, bagaimana padatnya jadwal kuliah kita, but SEE? Sampai sekarang kita masih bertahan kok?! Kalau bicara tentang profesi kita nantinya, jangan takut deh, Indonesia dan dunia masih butuh calon-calon perawat profesional kayak kita koK! Memang sih, untuk Indonesia khususnya, memang tugas berat untuk mengubah image perawat yang terlanjur kurang baik di mata masyarakat, tapi kalau kita selalu ingat pepatah yang bunyinya kayak gini "if there is a will, there is a way", yakin deh, tanggung jawab yang dirasa berat, gak bakalan terasa.
Ingat, pekerjaan kita juga adalah pekerjaan yang mulia nantinya. Bisa dibayangkan, bagaimana puasnya kita sebagai perawat yang telah merawat pasien mulai dari dia sakit hingga sembuh total tanpa ada komplai sedkitpun kepada kita. Yah, walau mungkin materi yang diberikan tidak sebanding dengan jasa yang kita berikan, tapi ingat kata-kata ini "kepuasan batin tidak akan ada habisnya dibandingkan dengan kepuasan materi", bikin kita jadi semangat merawat pasien. Hmmm,,, itu tadi sedikit pencerahan kalbu buat teman-teman yang punya niat SPMB ulang supaya tidak jadi ikut tes lagi, at least bisa lebih berpikir untuk tidak angkat kai dari lantai yang penuh dengan manusia yang bermother insting, komunikasi terapeutik dan profesional. AMIN
Kelas yang kurang nyaman terasa lebih indah karena kebersamaan di dalamnya, tapi beberapa orang yang telah membangun kebersamaan itu mengaku akan mengikuti SPMB lagi. Ada juga sih yang gak mau ngaku tapi dari gerak-geriknya aja udah ketahuan kalo dia mau SPMB lagi. Wah, gimana jadinya nanti ya? Dari pengakuan mereka, katanya gak cocok kuliah di keperawatan, jiwanya bukan di keperawatan, ini lah, itu lah... Hai teman-teman !!! Emang gak bosan jadi MABA ya?? Gak bosan ikut pengkaderan apa??
Ya, gak bisa dipaksa juga sih, karena saya juga merasakan hal yang sama dengan mereka. "Tidak cocok kuliah di keperawatan". Itulah yang selalu diteriakkan oleh hati nuraniku selama hampir setahun belakangan ini. Tapi, saya tidak sama dengan teman-teman yang lain, walaupun saya masih dalam tahap "denial", saya tidak mau SPMB lagi. Biarlah tahap "acceptance"Q datang dengan sendirinya.
Buat teman-teman yang ada niat SPMB ulang, mungkin bisa diingat-ingat kembali bagaimana perjuangan kita mulai dari ambil formulir, ngantri ngembaliin formulir, ikut tes, susahnya jawab soal, dagdigdugnya nunggu pengumuman, ngedaftar ulang, ikut PMB, BSS dan serangkaian jalur pengkaderan, khususnya waktu Venus, bagaimana padatnya jadwal kuliah kita, but SEE? Sampai sekarang kita masih bertahan kok?! Kalau bicara tentang profesi kita nantinya, jangan takut deh, Indonesia dan dunia masih butuh calon-calon perawat profesional kayak kita koK! Memang sih, untuk Indonesia khususnya, memang tugas berat untuk mengubah image perawat yang terlanjur kurang baik di mata masyarakat, tapi kalau kita selalu ingat pepatah yang bunyinya kayak gini "if there is a will, there is a way", yakin deh, tanggung jawab yang dirasa berat, gak bakalan terasa.
Ingat, pekerjaan kita juga adalah pekerjaan yang mulia nantinya. Bisa dibayangkan, bagaimana puasnya kita sebagai perawat yang telah merawat pasien mulai dari dia sakit hingga sembuh total tanpa ada komplai sedkitpun kepada kita. Yah, walau mungkin materi yang diberikan tidak sebanding dengan jasa yang kita berikan, tapi ingat kata-kata ini "kepuasan batin tidak akan ada habisnya dibandingkan dengan kepuasan materi", bikin kita jadi semangat merawat pasien. Hmmm,,, itu tadi sedikit pencerahan kalbu buat teman-teman yang punya niat SPMB ulang supaya tidak jadi ikut tes lagi, at least bisa lebih berpikir untuk tidak angkat kai dari lantai yang penuh dengan manusia yang bermother insting, komunikasi terapeutik dan profesional. AMIN
0 komentar:
Posting Komentar